Youtube

Arsip

Rabu, 01 Juni 2011

“Ketika Nyalanya Mulai Redup”

D
alam catatan amalan keseharian kita ada kalanya kita mengalami fluktuasi dalam melakukan aktifitas dan ibadah. Dalam satu waktu kita merasa sangat bersemangat dan di kesempatan lain tiba-tiba semangat menurun.ada yang perlahan-lahan, ada pula yang turun secara drastis, barangkali ada beberapa waktu kita merasa sangat bersemangat tetapi secara berangsur waktu semangat itupun mulai memudar luntur dengan waktu itu sendiri. Dahulu kita bersemangat melakukan shaum,berdakwah,halaqah dan lainya. Namun belakangan menjadi surut dan tak berbekas.

          Jika disaat kita bersemangat menjaga konsistensi dijalur syar’i insyaallah kita akan selamat dan tak mudah putus arang. Namun jika tidak betapa banyaknya yang dahulunya rajin menjadi malas,beramal dalam kebaikan tiba-tiba menjadi terbalik seratus delapan derajat itulah sebuah penyakit hati dan hilangnya amalan dalam kebaikan yaitu penyakit Futur.
Seorang muslimah yang dahulunya memakai jilbab rapi,tiba-tiba melepas jilbabnya dan terjun bebas ala jahiliyah. Seorang aktivis dan giat berdakwah tak di sangka dapat berubah sedemikian itu dan bahkan lebih parah dari orang awam. Yang dahulunya rajin ibadah dan pada akhirnya surut dan meninggalkan amalan kebaikan.
            Dimana anak muda sebagai penerus agama yang lurus, islam yangdi ridhai Allah Swt sementara mereka lalai dan keenakan dengan syariat Rasullullah. Mereka lalai akan ilmunya yang tinggi selangit akan tetapi pengalamannya minim dan kurang.

Bukan Tanpa Sebab
Tentunya semuanya ini bukan karena sebab pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhi dalam ghirah/semangat kita dalam menjalankan aktivitas dan amalan kebaikan. Kita inilah yang harus mewaspadai antara lain:
1.      Salah Niat
Jika kita merasa semangat menurun padahal dahulunya begitu semangat, yang harus kita evaluasi adalah dengan apa dahulu bisa semangatdan giat menjalankan ibadah tersebut? Sebab niat melambangkan tujuan,orang tanpa niat yang jelas tentu akan menghasilkan suatu tujuan yang kurang sempurna. Jika niatnya karena Allah Swt semata insya Allah akan mendapatkan ridha dariNya, akan tetapi apabila niatnya dan tidak sesuai harapan tidak mustahil semangat akan memudar larut dalam keputus asaan. Seseorang yang semangat beribadah agar mendapatkan jodoh,semangat belajar di saat akan menghadapi ujian sekolah semangat akan mengendur dan luntur apa bila harapan dan tujuan akan pupus dan tidak tercapai apa bila tidak landasi niat untuk ibadah karena Allah Swt.
Amalan yang tidak di landasi karena Allah Swt akan mudah rapuh dan tumbang dan jatuh di terpa berbagai masalah. Sebab tidak semua amalan kebaikan akan mendapatkan pujian tapi sebaliknya bisa berupa cemooh dan cacian yang akan kita dapatkan. Jika hati kita niatkan karena Allah Swt hanya untuk mendapatkan ridha Allah Swt dan bukan karena mendapatkan pujian sesama manusia.
2.      Berlebihan(ghuluw) dan terlalu bersemangat dalam beribadah
Semua hamba di perintahkan untuk rajin dan tekun dalam semua ibadah dan amalan kebaikan. Namun apabila hal ini dilakukan terlalu berlebihan tanpa ada rehat sedikitpun akan mudah terjangkit penyakit futur.
Sahabat Anas bin Malik.ra tiga kelompok manusia datang kerumah rasullullah menemui istri rasullullah Saw dan menayakan tentang ibadah beliau.setelah diberitahu mereka memperbincangkannya,dan ada yang berkata “Nabi saja seperti itu lalu bagaimana dengan kita?” Padahal beliau sudah pasti mendapatkan jaminan dan ampunan dunia akhirat yang akan datang!”yang lain lagi berkata”kalau begitu saya akan shalat malam terus menerus”sementara yang lain lagi berkata”saya akan melakukan shaum terus menerus”yang lain lagi berkata”saya akan menjauh dan tidak akan menikah selamanya” kemudian rasullullah mendatngi mereka dan berkata”Apakah kalian yang katakan begini dan begini?ketahuilah demi Allah sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah Swt tapi aku berpuasa juga berbuka,shalat dan tidur dan menikah dengan wanita pula,barang siapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk golongan dari umatku”.

Semestinya segalanya juga harus berjalan dengan imbang,beribadah juga harus menjaga kesehatan juga hak untuk rehat dan Allah menyukai orang-orang mukmin yang sehat lagi kuat. Thalabul ilmi(mencari ilmu) tapi juga tidak melalaikan orang tua dan berbakti kepadanya, berdakwah tapi juga memperhatikan hak dan kewajiban keluarga istri dan anak-anaknya. Kadang disibukkan dengan dakwahnya lupa akan hak dan kewajiban terhadap keluarga orang tua juga lalau akan ruiyah diri sendiri.
Salah satu media adalah membaca Al-Qur’an dan membaca dzikir pagi petang salah satu pengingat dan pengiat untuk menumbuhkan semangat dan dekat kepada Allah Swt dan sunnah Rasullullah Saw.
     3.Tidak disipin dalam menjalankan amalan keseharian
            Misalnya tidur hingga tidak menjalankan shalat fardhu tepat waktu,meninggalkan tilawah al-Qur’an atau dzikir-dzikir seperti al-matsurat sehingga akan muncul suatu penyakit yaitu futur atau malas malasan,lemah iman dan merasa berat untuk melaksankan amalan kebaikan.
     4.Tidak ada persiapan mental dan menghadapi cobaan yang menerpa
            Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang kita hadapi,ada yang baik ada yang buruk. Ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan, datangnya pun kadang dari anak kita sendiri,istri kita sendiri dan orang lain pun tak luput juga.
            Kalau kita tidak siap maka akan berakibat fatal,disaat dalam keadaan damai tentram dan taat beribadah tiba-tiba bak tak ada hujan dan petir masalahpun menerpa dan mengguncang dalam kehidupan kita di setiap saat dan kita harus istiqamah. Mengapa begitu?karena mereka tidak siap menghadapinya.

            Bila dibiarkan akan terjadi sikap yang buruk dan frustasi,uzlah  atau menyendiri dan sampai menyangkut ketauhitan seseorang seakan mengingkari akan takdir Allah Swt akan takdirnya. Seharusnya jadikan masalah itu sebagai ujian untuk lebih dekat kepada sang kholik Allah Swt berfirman : (QS Ali imran :142)

142.  Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad[232] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.

[232]  Jihad dapat berarti:  1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam;  2. memerangi hawa nafsu;  3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam;  4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang Hak.

5.Tidak sistematik dan acak-acakan
       Pekerjaan dan aktifitas yang acak-acakan akan memicu permasalahan dan kemalasan, karena seseorang tidak bisa mendahulukan mana yang paling utama dan di prioritaskan dan mana yang bisa di tunda untuk dilaksanakan kemudian. Akibatnya pekerjaan ambruladul rasa malas pun menyelimuti dan setan pun mudah masuk dalam hati membisikkan untuk mengalihkan akidah kita, ibadah kita dan aktifitas kita pun juga terlalu menguras tenaga dan lainya.

Tetap dijalur yang benar
       Beberapa hal di atas merupakan hal yang memicu penyakit futur yang harus diwaspadai sebagai tindakan preventif agar kita bisa terhindar darinya. Namun ada solusi menarik dalam salah satu riwayat Al-Bazzar:
       “Sesungguhnya setiap amalan kebaikan ada masa rajinnya dan adapula masa-masa surutnya siapa yang ketika semangatnya dalam sunnahku maka ia mendapatkan petunjuk dan barang siapa masa surutku di luar sunnahku maka ia telah tumbah dan binasa(HR.Al-Bazzar)

       Artinya saat semangat dalam menjalankan ibadahsurut dan kita segera mengganti ibadah yang lain yang jauh lebih bermanfaat bukan ibadah yang sia-sia. Sebagai contoh kita membaca artikel islami atau membaca buku dalam pertemuan atau kajian,atau rihlah(piknik) semua itu sekedar memotivasi dan membangkitkan ghirah kita untuk lebih konsisten akan aktifitas beribadah kepada Allah azza wa jalla.

“Menjadi penting itu baik,tapi menjadi baik jauh lebih penting(Zero to hero)”

0 komentari ya??:

Posting Komentar