Youtube

Arsip

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Gmorak marik yok ben.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 18 Juni 2011

Anak Para Kader PKS Berlomba-Lomba Menjadi Hafidz Al-Qur’an

dakwatuna.com – “Dik, lagi apa?” tanya Ust Asfuri pada seorang bocah di Masjid Al Hikmah Mampang Jakarta di bulan Ramadhan 2 tahun yang lalu.
“Lagi dengerin tilawah Pak” jawab si bocah sambil mengutak-ngatik HP di serambi dekat pagar masjid lantai 2.
“Siapa namamu?”
“Abdurrahman” jawabnya.
“Anak siapa, Dik?”
“Ust Musyafa”
“Dah berapa juz hafalannya?”
“14 juz”.
Dan kini Abdurrahman telah menjadi hafidz Al Qur’an. Dialog di atas adalah gambaran bagaimana seorang bocah yang dua tahun lalu baru hafal 14 Juz, tahun ini sudah hafal 30 juz. Menurut Ust Musyaffa Ahmad Rahim yang merupakan fungsionaris PKS kepada redaksi dakwatuna.com, anaknya telah dinyatakan lulus seleksi Hifdzul Qur’an 30 juz sehingga berhak untuk ikut khataman dan akan mendapat sanad, insya Allah. Beliau berharap anaknya supaya menjadi Ahlul Qur’an.
Kisah di atas baru sekelumit kisah seorang anak kader PKS yang menjadi hafidz Al Qur’an. Dan ternyata hafidz Al Qur’an seperti menjadi impian dan cita-cita banyak anak kader PKS lainnya. Sebelumnya kita sudah mengetahui beberapa contoh lain yang anak-anaknya menjadi Hafidz Al-Qur’an. Di antaranya keluarga H Mutamimul Ula dan Wirianingsih yang ke-10 anaknya menjadi penghapal Al-Qur’an. Dari kesepuluh putranya, empat putranya hafal 30 juz, ada yang hafal 29 juz, 15 juz, 13 juz, sembilan juz, dan dua juz bagi dua putranya yang masih duduk di bangku SDIT Mampang Jakarta Selatan. Selain itu juga anak dari Budi Dharmawan dan Almarhumah Yoyoh Yusroh juga merupakan Hafidz Al-Qur’an.
Dan kini, sebut saja salah satunya di daerah kota Bekasi. Pada saat pengurus setempat menggelar Mukerda PKS Kota Bekasi Mei 2011, mereka memberikan penghargaan kepada 19 anak kader PKS se-kota Bekasi yang telah menyelesaikan hafalan (hafidz) Al-Quran lengkap sebanyak 30 juz. Subhanallah! Dari data yang kami terima, lima anak di antara mereka berasal dari Pondok Gede, yaitu:
  1. Ahmad putra dari Ust. Dede D
  2. Ahmad Usamah putra dari Ust. Martri Agoeng
  3. Ghifari putra dari Ust. Arifinto
  4. Hasan putra dari Ust. Dede D
  5. Salsabila putri dari Ust. Abdurrahman Tamin
Menurut salah satu pengurus PKS Pondok Gede, ke-19 anak itu hanya yang menerima penghargaan. Dan 1-2 bulan setelah itu, di Pondok Gede saja bertambah 2 anak kader PKS lagi yang menyelesaikan 30 Juz. Subhanallah wal hamdulillah.

Kamis, 09 Juni 2011

JARINGAN INFORMASI LUMBA-LUMBA VS INTERNET

Temuan-temuan seorang ahli zologi telah memandu para insinyur yang membangun jaringan-jaringan rumit seperti World Wide Web dan jejaring kisi-kisi listrik ke arah baru: lumba-lumba.

David Lusseau dari Universitas Otago memelajari suatu kelompok yang terdiri atas 64 lumba-lumba hidung botol selama rentang masa tujuh tahun
(David Lusseau, "The Emergent Properties of a Dolphin Social Network"). Ia menemukan di antara mereka adanya suatu tatanan sosial yang mirip dengan yang ada pada manusia dan jaringan buatan manusia. Telaah matematis Lusseau diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society (Lusseau, 2003 The emergent properties of a dolphin social network. Proceedings of the Royal Society of London-
Series B (Supplement): DOI 10.1098/rsbl.2003.0057)
.

Banyak jaringan rumit, termasuk masyarakat manusia, memiliki ciri-ciri yang memungkinkan pertukaran cepat informasi di kalangan anggotanya.

Kajian oleh peneliti Selandia Baru ini menunjukkan bahwa masyarakat binatang juga tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan penerusan informasi secara cepat dan efisien. Makhluk-makhluk berumur panjang seperti gorila, kijang, gajah, dan lumba-lumba hidung botol bergantung pada lingkungan mereka dalam penyampaian informasi.

Dalam pengamatan-pengamatannya, Lusseau memusatkan diri pada anggota-anggota kawanan yang lebih sering tampak bersama. Ia menyadari bahwa kelompok ini terdiri sebagian besar atas betina-betina dewasa, dan mereka berfungsi sebagai pusat-pusat penyampaian informasi bagi masyarakatnya.

Untuk mengukur aliran informasi dalam sebuah sistem, cukuplah dengan melihat pada titik-titik pusat yang dilalui aliran informasi itu dan menghitung jumlah unsur yang diperlukan dalam perjalanan itu dari titik pangkal hingga titik ujung. Lusseau menggunakan teknik pengukuran ini, yang disebut dengan “diameter”. Ketika hasil-hasil yang diperolehnya menggunakan cara ini dibandingkan dengan data yang diungkapkan oleh Internet, ia mendapati dirinya berhadapan dengan kenyataan yang menakjubkan.

Lamanya penyampaian informasi bertambah ketika sejumlah besar titik yang membentuk hubungan-hubungan pada Internet dibuang. Ketika hanya 2% simpul dengan kaitan terbanyak pada Internet dikeluarkan dari sistem, diperlukan dua kali jauhnya untuk berjalan dari satu unsur ke unsur lainnya. Akan tetapi, di kalangan lumba-lumba, keadaannya berbeda.

Lusseau memantau lumba-lumba menggunakan tanda-tanda pada sirip-sirip punggung dan mengamati bahwa ketika anggota-anggota yang bertindak sebagai pusat komunikasi meninggalkan kelompoknya, masyarakat lumba-lumba menunjukkan daya tahan yang besar. Kepaduan masyarakat lumba-lumba tidak terpengaruh oleh ketiadaan anggota-anggota kunci. Daya tahan ini memungkinkan masyarakat lumba-lumba tetap terus berada dalam keadaan sehat bahkan jika sepertiga anggotanya hilang.

Sang peneliti menyatakan bahwa berkat sistem ini, jaringan dapat tetap bertahan bahkan di hadapan bencana kematian. Lebih lagi, ia berpendapat bahwa sifat-sifat ini dapat diterapkan pada jaringan buatan manusia seperti World Wide Web.

Sebagaimana kita lihat, ada penataan pada lumba-lumba yang terlindung lebih baik daripada jaringan komunikasi yang membangun Internet dan berfungsi lebih ampuh pada saat simpul-simpul utama tercerabut. Adanya ciri seperti itu pada lumba-lumba berarti bahwa aneka syarat mesti diperhitungkan. Misalnya, beberapa tahap, seperti menghitung beban yang akan ditimpakan pada titik-titik hubungan dalam rangka menata Internet dan menaksir di awal bagaimana keseluruhan jaringan akan terpengaruh jika titik-titik itu tercerabut dari sistem, dilakukan oleh para insinyur jaringan dan ini membuat informasi berjalan dalam sistem seefisien mungkin. Keberadaan para insinyur yang menghitung dan menata aliran informasi pada Internet menunjukkan adanya kecerdasan unggul yang mengatur jaringan informasi pada lumba-lumba dan banyak mahluk hidup lain sejenisnya di alam. Tidak dapat diragukan bahwa kecerdasan unggul ini adalah Allah yang Mahatahu, Mahakuasa.

Penciptaan jaringan informasi pada lumba-lumba ini adalah perwujudan dari namaNya yang Maha Pengasih. Kasih Allah diwujudkan dalam jaringan informasi ini sebagaimana berikut:

Cara makhluk-makhluk hidup seperti lumba-lumba, yang tinggal dalam perairan terbuka dan dekat dengan permukaan, berperilaku sebagai satu kelompok amatlah penting. Gaya hidup ini memberikan keuntungan dalam hal bersiaga terhadap pemangsa, maupun ketika berburu.

Berkat arus informasi yang sinambung di kalangan betina-betina dewasa di dalam kelompok, anggota-anggota lain dipasok dengan informasi tentang kedudukan mangsa dan pemangsa, yang akibatnya kelompok ini dibantu dalam berperilaku secara padu. Jika aliran informasi pada lumba-lumba ini menjadi timpang karena kehilangan satu lumba-lumba yang diakibatkan oleh pemangsa, maka larinya lumba-lumba lain akan tidak berarti, dan anggota-anggota yang tak berpeluang berkomunikasi akan terpaksa menyebar dan akhirnya menjadi santapan pemangsa-pemangsa lainnya. Akan tetapi, jaringan informasi yang diciptakan pada lumba-lumba oleh Allah tidak terputus pada saat-saat seperti itu, dan membuat para anggota kawanan bertahan hidup dengan menjaga kepaduan kelompok.

Allah mewahyukan hal berikut ini dalam salah satu ayat Al Qur'an:
ÙˆَØ¥ِÙ†َّ رَبَّÙƒَ Ù„َÙ‡ُÙˆَ الْعَزِيزُ الرَّØ­ِيمُ

"Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang." (QS Asy Syu'araa 26:9)

#Sumber HarunYahya.com

"Hati Yang Gundah"

Ya Allah,............
Beri aku rasa takut untuk berbuat maksiat dan dosa
Beri aku hati yang khusuk dan tawaduk
Beri aku hati yang tumakninah dan qonaah

Ya Allah,........
Jadikan kehidupan Akherat indah pada pandanganku dan ringankan aku untuk berbuat kebajikan dan kelompokkan aku bersama orang-orang yang suka berbuat kebajikan

Ya Allah.........
Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Ya Allah....
Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakal padaMu
hidupkan dengan ma'rifatMu
matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela

Rabu, 01 Juni 2011

“Ketika Nyalanya Mulai Redup”

D
alam catatan amalan keseharian kita ada kalanya kita mengalami fluktuasi dalam melakukan aktifitas dan ibadah. Dalam satu waktu kita merasa sangat bersemangat dan di kesempatan lain tiba-tiba semangat menurun.ada yang perlahan-lahan, ada pula yang turun secara drastis, barangkali ada beberapa waktu kita merasa sangat bersemangat tetapi secara berangsur waktu semangat itupun mulai memudar luntur dengan waktu itu sendiri. Dahulu kita bersemangat melakukan shaum,berdakwah,halaqah dan lainya. Namun belakangan menjadi surut dan tak berbekas.

          Jika disaat kita bersemangat menjaga konsistensi dijalur syar’i insyaallah kita akan selamat dan tak mudah putus arang. Namun jika tidak betapa banyaknya yang dahulunya rajin menjadi malas,beramal dalam kebaikan tiba-tiba menjadi terbalik seratus delapan derajat itulah sebuah penyakit hati dan hilangnya amalan dalam kebaikan yaitu penyakit Futur.
Seorang muslimah yang dahulunya memakai jilbab rapi,tiba-tiba melepas jilbabnya dan terjun bebas ala jahiliyah. Seorang aktivis dan giat berdakwah tak di sangka dapat berubah sedemikian itu dan bahkan lebih parah dari orang awam. Yang dahulunya rajin ibadah dan pada akhirnya surut dan meninggalkan amalan kebaikan.
            Dimana anak muda sebagai penerus agama yang lurus, islam yangdi ridhai Allah Swt sementara mereka lalai dan keenakan dengan syariat Rasullullah. Mereka lalai akan ilmunya yang tinggi selangit akan tetapi pengalamannya minim dan kurang.

Bukan Tanpa Sebab
Tentunya semuanya ini bukan karena sebab pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhi dalam ghirah/semangat kita dalam menjalankan aktivitas dan amalan kebaikan. Kita inilah yang harus mewaspadai antara lain:
1.      Salah Niat
Jika kita merasa semangat menurun padahal dahulunya begitu semangat, yang harus kita evaluasi adalah dengan apa dahulu bisa semangatdan giat menjalankan ibadah tersebut? Sebab niat melambangkan tujuan,orang tanpa niat yang jelas tentu akan menghasilkan suatu tujuan yang kurang sempurna. Jika niatnya karena Allah Swt semata insya Allah akan mendapatkan ridha dariNya, akan tetapi apabila niatnya dan tidak sesuai harapan tidak mustahil semangat akan memudar larut dalam keputus asaan. Seseorang yang semangat beribadah agar mendapatkan jodoh,semangat belajar di saat akan menghadapi ujian sekolah semangat akan mengendur dan luntur apa bila harapan dan tujuan akan pupus dan tidak tercapai apa bila tidak landasi niat untuk ibadah karena Allah Swt.
Amalan yang tidak di landasi karena Allah Swt akan mudah rapuh dan tumbang dan jatuh di terpa berbagai masalah. Sebab tidak semua amalan kebaikan akan mendapatkan pujian tapi sebaliknya bisa berupa cemooh dan cacian yang akan kita dapatkan. Jika hati kita niatkan karena Allah Swt hanya untuk mendapatkan ridha Allah Swt dan bukan karena mendapatkan pujian sesama manusia.
2.      Berlebihan(ghuluw) dan terlalu bersemangat dalam beribadah
Semua hamba di perintahkan untuk rajin dan tekun dalam semua ibadah dan amalan kebaikan. Namun apabila hal ini dilakukan terlalu berlebihan tanpa ada rehat sedikitpun akan mudah terjangkit penyakit futur.
Sahabat Anas bin Malik.ra tiga kelompok manusia datang kerumah rasullullah menemui istri rasullullah Saw dan menayakan tentang ibadah beliau.setelah diberitahu mereka memperbincangkannya,dan ada yang berkata “Nabi saja seperti itu lalu bagaimana dengan kita?” Padahal beliau sudah pasti mendapatkan jaminan dan ampunan dunia akhirat yang akan datang!”yang lain lagi berkata”kalau begitu saya akan shalat malam terus menerus”sementara yang lain lagi berkata”saya akan melakukan shaum terus menerus”yang lain lagi berkata”saya akan menjauh dan tidak akan menikah selamanya” kemudian rasullullah mendatngi mereka dan berkata”Apakah kalian yang katakan begini dan begini?ketahuilah demi Allah sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah Swt tapi aku berpuasa juga berbuka,shalat dan tidur dan menikah dengan wanita pula,barang siapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk golongan dari umatku”.

Semestinya segalanya juga harus berjalan dengan imbang,beribadah juga harus menjaga kesehatan juga hak untuk rehat dan Allah menyukai orang-orang mukmin yang sehat lagi kuat. Thalabul ilmi(mencari ilmu) tapi juga tidak melalaikan orang tua dan berbakti kepadanya, berdakwah tapi juga memperhatikan hak dan kewajiban keluarga istri dan anak-anaknya. Kadang disibukkan dengan dakwahnya lupa akan hak dan kewajiban terhadap keluarga orang tua juga lalau akan ruiyah diri sendiri.
Salah satu media adalah membaca Al-Qur’an dan membaca dzikir pagi petang salah satu pengingat dan pengiat untuk menumbuhkan semangat dan dekat kepada Allah Swt dan sunnah Rasullullah Saw.
     3.Tidak disipin dalam menjalankan amalan keseharian
            Misalnya tidur hingga tidak menjalankan shalat fardhu tepat waktu,meninggalkan tilawah al-Qur’an atau dzikir-dzikir seperti al-matsurat sehingga akan muncul suatu penyakit yaitu futur atau malas malasan,lemah iman dan merasa berat untuk melaksankan amalan kebaikan.
     4.Tidak ada persiapan mental dan menghadapi cobaan yang menerpa
            Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang kita hadapi,ada yang baik ada yang buruk. Ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan, datangnya pun kadang dari anak kita sendiri,istri kita sendiri dan orang lain pun tak luput juga.
            Kalau kita tidak siap maka akan berakibat fatal,disaat dalam keadaan damai tentram dan taat beribadah tiba-tiba bak tak ada hujan dan petir masalahpun menerpa dan mengguncang dalam kehidupan kita di setiap saat dan kita harus istiqamah. Mengapa begitu?karena mereka tidak siap menghadapinya.

            Bila dibiarkan akan terjadi sikap yang buruk dan frustasi,uzlah  atau menyendiri dan sampai menyangkut ketauhitan seseorang seakan mengingkari akan takdir Allah Swt akan takdirnya. Seharusnya jadikan masalah itu sebagai ujian untuk lebih dekat kepada sang kholik Allah Swt berfirman : (QS Ali imran :142)

142.  Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad[232] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.

[232]  Jihad dapat berarti:  1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam;  2. memerangi hawa nafsu;  3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam;  4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang Hak.

5.Tidak sistematik dan acak-acakan
       Pekerjaan dan aktifitas yang acak-acakan akan memicu permasalahan dan kemalasan, karena seseorang tidak bisa mendahulukan mana yang paling utama dan di prioritaskan dan mana yang bisa di tunda untuk dilaksanakan kemudian. Akibatnya pekerjaan ambruladul rasa malas pun menyelimuti dan setan pun mudah masuk dalam hati membisikkan untuk mengalihkan akidah kita, ibadah kita dan aktifitas kita pun juga terlalu menguras tenaga dan lainya.

Tetap dijalur yang benar
       Beberapa hal di atas merupakan hal yang memicu penyakit futur yang harus diwaspadai sebagai tindakan preventif agar kita bisa terhindar darinya. Namun ada solusi menarik dalam salah satu riwayat Al-Bazzar:
       “Sesungguhnya setiap amalan kebaikan ada masa rajinnya dan adapula masa-masa surutnya siapa yang ketika semangatnya dalam sunnahku maka ia mendapatkan petunjuk dan barang siapa masa surutku di luar sunnahku maka ia telah tumbah dan binasa(HR.Al-Bazzar)

       Artinya saat semangat dalam menjalankan ibadahsurut dan kita segera mengganti ibadah yang lain yang jauh lebih bermanfaat bukan ibadah yang sia-sia. Sebagai contoh kita membaca artikel islami atau membaca buku dalam pertemuan atau kajian,atau rihlah(piknik) semua itu sekedar memotivasi dan membangkitkan ghirah kita untuk lebih konsisten akan aktifitas beribadah kepada Allah azza wa jalla.

“Menjadi penting itu baik,tapi menjadi baik jauh lebih penting(Zero to hero)”

"Pengorbanan Dalam Dakwah"

Seseorang disebut pahlawan karena timbangan kebaikannya jauh mengalahkan timbangan keburukannya, karena kekuatannya mengalahkan sisi kelemahannya. Jika engkau mencoba menghitung kesalahan dan kelebihannya, niscaya engkau menemui kesalahan dan kelemahannya itu "tertelan" tertelan oleh kebaikan dan kekuatnnya.

Akan tetapi, kebaikan dan kekuatan itu bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan merupakan rangkaian amal yang menjadi jasanya bagi kehidupan masyarakat manusia. Itulah sebabnya tidak semua orang baik dan kuat menjadi pahlawan yang dikenang dalam ingatan kolektif masyarakat atau apa yang kita sebut sejarah. Hanya apabila kebaikan dan kekuatan menjelma jadi matahari yang menerangi kehidupan, atau purnama yang merubah malam jadi indah, atau mata air yang menghilangkan dahaga.

Nilai sosial setiap kita terletak pada apa yang kita berikan kepada masyarakat, atau pada kadar manfaat yang dirasakan masyarakat dari keseluruhan performance kepribadian kita. Maka, Rasulullah saw berkata, "Sebak-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain."

Demikianlah, kita menobatkan seseorang menjadi pahlawan karena ada begitu banyak hal yang telah ia berikan kepada masyarakat. Maka, takdir seorang pahlawan adalah bahwa ia tidak pernah hidup dan berpikir dalam lingkup dirinya sendiri. Ia telah melampaui batas-batas kebutuhan psikologis dan biologisnya. Batas-batas kebutuhan itu bahkan telah hilang dan lebur dalam batas kebutuhan kolektif masyarakatnya dimana segenap pikiran dan jiwanya tercurahkan.

Dalam makna inilah pengorbanan menemukan dirinya sebagai kata kunci kepahlawanan seseorang. Di sini ia betemu dengan pertanggungjawaban, keberanian, dan kesabaran. Tiga hal terakhir ini adalah wadah-wadah kepribadian yang hanya akan menemukan makna dan fungsi kepahlawanannya apabila ada pengorbanan yang mengisi dan menggerakkannya. Pengorbananlah yang memberi arti dan fungsi kepahlawanan bagi sifat-sifat pertanggungjawaban, keberanian dan kesabaran.

Maka, keempat makna dan sifat ini: rasa tanggungjawab keagamaan, semangat pengorbanan, keberanian jiwa, dan kesabaran, adalah rangkaian dasar yang seluruhnya terkandung dalam ayat-ayat jihad. Dorongannya adalah tanggung jawab keagamaan (semacam semangat penyebaran dan pembelaan). Hakikat dan tabiatnya adalah pengorbanan. Perisainya keberanian jiwa. Namun, nafas panjangnya adalah kesabaran.

Maka, benarlah apa yang dikatakan Sayyid Qutb, "Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar."

Kaidah itu tidak saja berlaku bagi kehidupan individu, tetapi juga merupakan kaidah universal yang berlaku bagi komunitas manusia. Syaikh Arselan, pemikir Muslim asal Syiria, yang menulis buku Mengapa Kaum Muslimin Mundur dan Orang Barat Maju menjelaskan jawabannya dalam kalimat yang sederhana, "karena," kata Syaikh Arselan. "orang-orang barat lebih banyak berkorban daripada kaum Muslimin. Mereka memberi lebih banyak demi agama mereka ketimbang apa yang diberikan kaum Muslimin bagi agamanya".

Sekarang, mengertilah kita. Dan ketika ada pertanyaan, "Apakah yang dibutuhkan untuk menegakkan agama ini dalam realitas kehidupan?" Maka jawabnya adalah hadirnya para pahlawan sejati yang tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri, tetapi hidup bagi orang lain dan agamanya, serta mau mengorbankan semua yang ia miliki bagi agamanya.

AnisMatta
dalam "Mencari Pahlawan Indonesia"

"Ilustrasi Manajemen waktu"

Suatu hari, seorang ahli 'Manajemen Waktu' berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya.

Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia berkata: "Baiklah, sekarang waktunya kuis " Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja.

Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati- hati batu-batu itu kedalam toples.

Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya:" Apakah toples ini sudah penuh?"

Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah!"

Kemudian dia berkata, "Benarkah?"

Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu.

Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi: "Apakah toples ini sudah penuh?"

Kali ini para siswanya hanya tertegun, "Mungkin belum!", salah satu dari siswanya menjawab.

"Bagus!" jawabnya.

Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang- ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan.

Sekali lagi dia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?"

"Belum!" serentak para siswanya menjawab sekali lagi dia berkata, "Bagus!"

Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas.

Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang kpd para siswanya dan bertanya: "Apakah maksud dari ilustrasi ini?"

Seorang siswanya yg antusias langsung menjawab, "Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya!"

"Bukan!", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa :

JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN, MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.

"Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu, orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu.

Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya.

Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan berharga dalam hidupmu".